Blogger news

kunjungan blokbojonegoro.com di ma abu darrin

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 18 Mei 2011

deskripsi turbellaria sp


Tubellaria atau juga disebut Cacing Berambut Getar adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. Salah satu contoh Tubellaria adalah Planaria sp. Cacing ini bersifat karnivor dan dapat ditemukan di perairan, genangan air, kolam, atau sungai. Biasanya cacing ini menempel dibatuan atau di daun yang tergenang air. Beberapa Turbellaria melakukan gerakan berombak untuk berenang di air. Panjang tubuhnya sekitar 5-25 mm, bergerak dengan menggunakan silia yang terdapat pada epidermis tubuhnya. Gerakan cacing ini lentur di sepanjang lendir yang diekskresikannya.
Saluran Pencernaan
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, faring, dan usus. Hewan ini tidak mempunyai anus. Saluran pencernaan makanan berawal dari mulut yang terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan anus (rongga gastrovaskuler). Beberapa Planaria mempunyai usus yang bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh. Ketiga cabang usus tersebut bergabung kembali di faring. Makanan masuk melalui mulut, dan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Sistem Ekskresi
Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa metabolisme berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya. Sistem osmoregulasi berupa protonefridia yang terdiri dari sel-sel api yang tersebar di tepi tubuh. Sel-sel api ini berupa pipa berongga yang dilengkapi seberkas silia. Jika silia bergetar, maka cairan dalam tubuh terdorong masuk ke dalam saluran yang berhubungan dengan pori-pori permukaan tubuh.
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari ganglia yang terdapat di kepala. Dari masing-masing ganglia ini terdapat seberkas saraf yang memanjang ke arah posterior pada bagian tepi/lateral tubuh. Setiap berkas saraf bercabang-cabang secara horisontal menghubungkan kedua berkas saraf lateral hingga membentuk sistem saraf tangga tali. Ganglia ini dapat dianggap sebagai otak hewan tersebut. Saraf lateral bercabang-cabang ke arah luar dari tali saraf ke otot-otot tubuh. Cabang-cabang saraf ini sebagai saraf tepi. Kedua tali saraf tersebut bertemu di ujung depan dan ujung belakang. Pada bagian ujung anterior tubuh terdapat alat yang peka terhadap rangsang cahaya, yakni sepasang bintik mata.
Sistem Reproduksi
Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Repproduksi tergantung pada panjangnya hari dan temperatur. Reproduksi seksual terjadi pada siang pendek dan udara dingin. Reproduksi aseksual terjadi pada siang panjang dan udara hangat. Reproduksi seksual terjadi melalui perkawinan silang. Pada perkawinan silang, dua Planaria melekatkan diri pada bagian ventral sehingga lubang kelamin (porus genitalis) berhadapan dan bersinggungan, maka terjadilah fertilisasi internal. Hal ini dapat terjadi jika sel kelamin sudah masak. Planaria bersifat hermafrodit. Akan tetapi, sperma tidak dapat membuahi sel telur dari tubuhnya sendiri, karena masa pemasakan sperma dan sel telur berbeda. Reproduksi secara aseksual dengan regenerasi, yaitu diawali dengan badan yang bertambah panjang dan bagian tubuh dekat faring sedikit demi sedikit menyempit dan akhirnya terputus. Bagian yang terputus akan melengkapi diri. Masing-masing akan menjadi tubuh yang baru dan lengkap. Kemampuan untuk melengkapi bagian tubuh yang hilang atau rusak disebut regenerasi. Planaria dikenal memiliki daya regenerasi yang tinggi.

deskripsi bintang laut (asteroida)


Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk  hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti arus air laut.
Tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut). Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan.  Mulut terdapat di permukaan bawah atau yang disebut permukaan oral dan anusnya terletak di permukaan atas atau disebut juga permukaan aboral. Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
ü  Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
ü  Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
ü  Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
ü  Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Sistem ekskresi tidak ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat beregenerasi. Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam. Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.

deskripsi amphioxus sp

Genus Amphioxus lebih umum digunakan untuk mewakili Sefalokordata. Bentuk tubuh menyerupai ikan kecil. Notokord terbentang pada seluruh panjang tubuhnya. Memiliki tabung neural dorsal dan tanpa otak. Faring besar dengan banyak celah insang yang terbuka kearah dinding ektoderm atrium. Celah insang dapat disetarakan dengan stigma pada urokordata.  Faring mempunyai endostil dan saluran bersilia.  Dinding tubuh nampak bersegmen, dan bahkan gonadnya juga bersegmen.  Mempunyai rongga tubuh yang jelas. Sirip dorsal di perkuat dari sederetan jari-jari sirip. Sirip ventral di perkuat oleh sederatan jari – jari sirip yang berpasangan. Jari-jari sirip itu tersusun atas suatu bahan gelatin dan jaringan ikat. Sirip – sirip itu tidak mempunyai struktur yang sama dngan sirip ikan. Dinding tubuhnya menunjukkan segmentasi metamerik, yaitu adanya susunan berulang berupa gumpalan-gumpalan otot yang disebut miotom atau miomer. Pada salah satu segmen dimana sirip ventral bermula terdapat suatu lubang yang disebut atriopore yang terletak dibagian tengah ventral. Pada segmen lain yang merupakan tempat bermulanya sirip kaudal terdapat anus ventral yang terletak sedikit disebelah kiri dari garis tengah tubuh.Notokord berbentuk silindris membentang dari ujung rostrom sampai ujung ekor.
Notokord terbentuk oleh sel-sel besar, bersifat fibrosa dan bersifat gelatin, yang menyebabkan notokord itu bersifat keras dan kaku. Notokord itu tertutup oleh jaringan ikat tebal yang di sebut selubung notokord. Di samping adanya notokord, fungsi kerangka dalam juga ditunjang oleh miokoma yang mengelilingi miotom.
Sistem moskulus ( otot ). Pada setiap sisi tubuh terdapat kira-kira 62 gumpalan otot, tetapi jumlah itu bervariasi diantara spesies-spesies yang berbeda. Tiap miotom tertutup rapat oleh lembaran jaingan ikat fibriler yang di sebut miokoma. Miotom-moiotom itu mempunyai serabut otot seran lintang yang terletak longitudinal. Ujung serabut-serabut otot itu menyisip masuk kedalam miokomata. Kontraksi dari miotom-miotom yang bersifat segmental ini menyebabkan terjadinya gerakan tubuh meliuk-liuk, dan dengan cara inilah hewan ini berenang.
Sistem digestivus ( Pencernaan makanan ). Susunan alat pencernaan makanan. Mulutnya mengarah ketudung oral. Faring merupakan suatu kantung besar dan memipih pada bagian sampingnya, dinding-dindingnya di penuhi oleh >150 pasang celah insang yang tidak mempunyai lembaran insang. Diantara celah-celah insang dinding faring di kenal sebagai lembaran insang atau lamela insang.
Sistem Respirasi ( Pernafasan ). Pada Amphioxus pertukaran O2 dan CO2 dari aliran air ke dalam darah terjadi pada saat air melalui celah insang. Tetapi kenyataan itu di ragukan mengingat darah Amphioxus tidak mengandung pigmen respirasi. Sehingga memungkinkan pertukaran gas tersebut terjadi pada seluruh permukaan tubuh terutama pada dinding atrium.
Sistem Sirkulasi ( Peredaran darah ). Amphioxus tidak mempunyai jantung, darahnya tidak mengandung pigmen respirasi, tidak mengandung butir-butir darah dan tidak berwarna. Darah tidak hanya terdapat di dalam pembuluh darah, tetapi juga terdapat di dalam pembuluh limfa di sekitar jari-jari sirip, dan di dalam lipatan metapleural.
Sistem Ekskretorius ( pengeluaran ). Organ ekskresi kira-kira ada 90 pasang nefridia yang bertipe tertutup yang tersusun secara segmental yang di sebut protonefridia.
Disamping deretan protonefridia juga terdapat nephridium besar dari Hatschek yang terletak di atas coelom sedikit di sebelah kiri dari notokord dan menyerupai protonefridium yang mempunyai tubulus-tubulus kecil yang berakhir pada solenosit.
Sistem Reproduksi ( Perkembangbiakan ). Seksnya terpisah tetapi tidak dapt di bedakan antar jantan dan betinanya, kecuali pada gonad. Gonad, baik testis dan ovari terletak di bagian ventrolateral dinding tubuh yang menghadap ke atrium. Jika gamet masak, dinding gonad pecah dan ovarium atau sperma menuju ke atrium dan selanjutnya keluar melalui atriopor. Fertilisasi terdapat di dalam air laut.
Sistem Nervus ( saraf ). Ada suatu tabung neural atau tali saraf yang terletak di atas notokord, tali saraf itu berawal dari sebelah belakang dari ujung anterior notokord, dan memanjang kearah posterior sampai di depan dari ujung belakang notokord.

Class: Cephalochordata
Klasifikasi selanjutnya ialah sebagai berikut:
Ordo : Branchiostomidae
Familia : Branchiostomidae
Contoh : Amphioxus lanceolatus
Ordo : Amphioxidia
Famili : Amphioxididiae
Contoh : Amphioxides sp.

deskripsi ascaris sp


Ascaris lumbricoides adalah cacing yang berada didalam perut manusia. Cacing betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Morfologi Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pd cacing betina, pd sepertiga depan terdapat bagian yg disebut cincin atau gelang kopulasi.Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dpt bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yg telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yg tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yg telah dibuahi inilah yg dpt menginfeksi manusia. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya. maka dapat menyebabkan akut abdomen. Tubuhnya licin karena terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein. SikluS Hidup Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali.
Kigdom : Animalia
Filum: Nematoda
Kelas: Secernentea
Ordo: Ascaridida
 Famili: Ascarididae
Genus: Ascaris
Spesies: Ascaris lumbricoides

hakekat do'a


Bismillahirrohmanirrohiim…
Kita akan berbicara masalah do’a. Bagi orang islam, berdo’a adalah merupakan perintah dari Allah SWT, yang mana sebagai hambanya kita wajib untuk melaksanakannya. Hal tersebut Sebagaimana yang telah disebutkan dalam al-qur’an yang artinya “berdo’alah kepadaku, niscaya aku (Allah) akan mengabulkannya".(QS. 40 : 60)
Jika kita menghayati ayat tersebut, maka isi dari ayat tersebut adalah sebuah perintah bagi kita untuk berdo’a kepada Allah SWT. Nah, yang namanya perintah, maka kita melaksankannya pun juga harus karena alasan perintah, bukan hal lain. Namun kebanyakan dari kita, tujuan (hati) kita berdo’a adalah bukan menjalankan perintah Allah. Masih banyak dari kita yang berdo’a, hanya karena mengharapkan sesuatu yang di inginkan oleh hatinya ataupun hawa nafsunya, atau mungkin kita berdo’a hanya pada saat kita mendapatkan suatu masalah yang dirasa sulit untuk dipecahkan oleh akal kita sehingga kita meminta bantuan oleh Allah.
Masih banyak diantara kita yang berdo’a tanpa memandang hakekat do’a sendiri itu apa. Bahkan bukan tidak mungkin juga diantara kita ada yang hatinya merasa tidak terima dengan keputusan Allah, hatinya masih ragu dengan janji-janji Allah (naudzubillah). Hakekat do’a sendiri adalah sebuah perintah atau tugas bagi kita. Nah, yang namanya tugas, kita senantiasa dituntut untuk mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Masalah kapan do’a kita dikabulkan dan dalam bentuk apa do’a kita dikabulkan, itu bukan urusan kita, itu adalah urusan Allah. Hal ini dapat di jadikan permisalan antara MAHASISWA dan DOSEN. Ketika mahasiswa mendapat tugas dari dosen maka tugas seorang mahasiswa adalah mengerjakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Sedangkan masalah benar salahnya, Dosenlah yang memegang kunci jawaban. Kalau sama dosen saja kita berusaha sebaik mungkin untuk mengerjakan tugas tersebut. Bagaimanakah dengan tugas kita terhadap TUHAN??????? Apakah sudah kita laksanakan dengan sebaik mungkin???

Selasa, 17 Mei 2011

JARINGAN EPITEL


Tubuh Hewan termasuk manusia disusun oleh beberapa macam jaringan dasar diantaranya yaitu: jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan syaraf.
1.      Jaringan epitel.
Jaringan epitel adalah jenis jaringan yang letaknya ada di permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Jaringan yang letaknya di permukaan tubuh bagian luar disebut juga ephitelium, sedangkan yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium dan jaringan yang berada di permukaan tubuh bagian dalam disebut juga endothelium.

Ciri Umum  jaringan epitel adalah:
a.       Kumpulan sel-sel yang tersusun saling berlekatan dengan materi interselular sedikit
b.      Terkait dengan jaringan di bawahnya melalui struktur membrana basalis
c.       Sel-sel epitel disatukan oleh bahan perekat (cementing substances) dan proses mekanik
d.      Avaskular-tidak ada pembuluh darah dalam jaringan epitel

Jaringan epitel memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya melindungi jaringan di bawahnya dari kerusakan dan mengangkut zat-zat antar-jaringan atau rongga yang dipisahkannya. Selain itu, jaringan epitel pada saluran pencernaan mengeluarkan berbagai macam enzim.

Jaringan epitel berasal dari 3 lapisan embrional:
Ektodermal:
Sel-sel epitel integumen dan rongga mulut (epidermis)
Sel-sel epitel yang melapisi kornea dan lensa mata, reseptor sensorik mata, telinga dan hidung
Mesodermal:
Epitel yang melapisi pembuluh darah (endotelium)
Epitel yang melapisi pleura dan peritoneum (mesothelium) 
Endodermal:
Epitel yang melapisi sistem respirasi dan saluran cerna, parenkim hepar, pankreas, kantung empedu, tiroid, dan paratiroid

Klasifikasi jaringan  epitel
Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan:
a.       Fungsi,
Ø  Pelapis (covering epithelia)
Ø  Kelenjar (glandular epithelia)
Ø  Khusus
b.      Jumlah lapisan sel,
Ø  Sederhana (simple ept.)
Ø  berlapis (stratified ept)
Ø  berlapis semu (pseudostratified ept.)
c.       Bentuk sel pada permukaan jaringan
Ø  pipih (squamous ept.)
Ø  kuboid (cuboidal ept.)
Ø  batang (columnar ept.)
Ø  peralihan (transitional ept.)

Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
·         Epitel pipih, berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat yang terletak di tengah.
·         Epitel batang (silindris), berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat yang terletak di dasar sel.
·         Epitel kubus, berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar yang terletak di tengah.

Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1.       Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat. Lokasi :Epitel pipih selapis terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe (getah bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru- paru, ginjal, dan selaput perut. Fungsi : Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi.
2.       Epitel Pipih Berlapis Banyak
Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak tersusun sangat rapat. Lokasi: Jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Fungsi : Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung.
3.       Epitel Silindris Selapis
Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium kelenjar pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung (ventrikulus), dan usus (intestinum). Fungsi : Jaringan epithelium ini berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus dan sekresi.
4.      Epitel Silindris Berlapis Banyak
Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada jaringan epitelium laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi : Jaringan epitel silindris berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
5.       Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium permukaan ovarium, lensa mata, nefron ginjal, dan kelenjar tiroid. Fungsi :Jaringan epitel kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
6.       Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak, dan kelenjar keringat pada kulit. Fungsi : Jaringan epitel kubus berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi dari gesekan dan pengelupasan.
7.       Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuk jaringan epitel transisi dapat berubah dan permukaan lapisannya dapat menggembung. Lokasi : Jaringan epitel transisi terdapat pada epitelium ureter, uretra, saluran pernapasan, dan kantung kemih.
8.      Epitel Kelenjar
Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. Senyawa yang disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula sekresi. Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitukelenjar endokrindan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrinmerupakan kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung memasuki system peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebuthormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrinmerupakan kelenjar yang sekresinya melalui saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi membantu metebolisme dan komunikasi. Contoh kelenjar eksokrin yang membantu metabolisme adalah kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan pancreas. Contoh kelenjar eksokrin yang berperan dalam komunikasi adalah feromon.

Sabtu, 07 Mei 2011

laporan mikrobiologi umum-sterilisasi

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK STERILISASI






Disusun oleh :

-



DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011


PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK STERILISASI

A.    Tujuan
1.      Mengenali alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
2.      Memahami cara kerja dan penggunaan alat-alat dalam praktikum mikrobiologi
3.      Memahami teknik sterilisasi dalam praktikum mikrobiologi

B.     Bahan dan Alat


1.      Autoklaf
2.      Oven
3.      Pipet Volume
4.      Cawan Petri
5.      Tabung Reaksi
6.      Rak Tabung Reaksi
7.      Jarum Inokulasi
8.      Api Bunsen
9.       Kapas
10.  Aluminium foil



C.    Pendahuluan
Mikrobiologi merupakan suatu  istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi), khamir dan jamur (mikologi); protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam kelompok tersebut di atas. Organime yang berukuran mikro disebut mikroorganisme. Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Untuk mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, maka para mikrobiolog memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur  murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan.  Adapun peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi antara lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring (siant), agak tegak (deep), agak cawan(plate)) dan peralatan yaitu;  autoklaf, tabung kultur, cawan petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami mencoba mempelajari bagaimana cara mensterilisasi alat – alat yang nantinya dipakai untuk bekerja di dalam laboratorium mikrobiologi. Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna bekal untuk keberhasilan dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang diinginkan dengan berhasil.

D.    Prosedur Kerja
1.      Mensterilkan jarum inokulasi loop dan tusuk dengan cara membakar ujung jarum yang terbuat dari logam pada api bunsen. Memegang  jarum dengan posisi tegak diatas api dan membakarnya hingga berpijar mulai dari pangkal bagian logam jarum.
2.      Untuk mensterilkan peralatan dari gelas seperti : tabung bakteriologis, dan labu erlenmeyer, menutup mulut gelas dengan kapas yang sudah dilapisi kain kasa, kemudian menutup dengan alumunium foil. Sedangkan untuk gelas beker cukup ditutup langsung dengan alumunium foil dan mengikatnya dengan benang.
3.      Untuk mensterilkan pipet, menutup ujung bagian untuk meniup dari pipet dengan kapas, kemudian membungkus seluruh permukaan dengan kertas sampul coklat.
4.      Sedangkan untuk mensterilkan petri disk, cukup membungkus sepasang petri (bagian bawah dan tutupnya) dengan kertas sampul coklat. Meletakkan petri dish yang telah terbungkus menghadap keatas atau bagian tutup ada diatas didalam autoklaf.
5.      Prosedur penggunaan autoklaf :
a.       Memastikan air dalam autoklaf cukup (tinggi air + 2 cm dibawah dasar keranjang) atau sebanyak 3 – 5 liter.
b.      Mengatur alat – alat yang akan disterilkan ke dalam keranjang autoklaf dalam posisi dimana kira – kira seluruh permukaan alat dapat terjangkau oleh uap dalam autoklaf.
c.       Menutup autoklaf, kemudian pengatur waktu diatur pada angka 20 (20 menit) dan memastikan pengontrol exhaust dalam keadaan terbukadan pengontrol drain dalam keadaan tertutup.
d.      Setelah uap naik, yang ditandai dengan keluarnya uap dari selang pembuangan dan disertai dengan bunyi mendesis, maka saat itulah lubang exhaust ditutup.
e.       Setelah autoklaf bekerja selama + 20 menit dan terdengar alarm tanda selesai, kita menunggu terlebih dahulu sampai jarum  pada tekanan menunjuk angka nol, setelah itu barulah autoklaf dibuka.

E.     Hasil
a.       Sterilisasi Jarum Inokulasi
Dalam sterilisasi jarum inokulasi, jarum yang telah disediakan dibakar di atas api bunsen hingga berpijar kemerahan dari ujung sampai ke pangkal. Selain itu pegangan jarum berupa kaca juga disterilkan dengan cara melewatkan diatas api bunsen.

b.      Sterilisasi Tabung Reaksi
Tabung reaksi disterilkan dengan cara memanaskan mulut tabung reaksi diatas api bunsen selama beberapa menit. Kemudian mulut tabung ditutup erat dengan kapas dan dibungkus dengan alumunium foil.
 
c.       Sterilisasi Cawan Petri
Pensterilisasian cawan petri dilakukan dengan cara terlebih dahulu memegang cawan petri dengan benar. Setelah cawan petri sudah terpegang dengan benar, bagian yang disterilkan dari cawan petri adalah pinggiran cawan.  Cara mensterilkannya adalah dengan memutar cawan petri (dilewatkan pinggirnya) diatas api bunsen selama beberapa menit.

d.      Pembungkusan Cawan Petri Dan Pipet Volume Dengan Kertas coklat
Setelah cawan petri dan pipet volume disterilkan dengan cara dipanaskan maka yang dilakukan selanjutnya adalah membungkus kedua alat tersebut dengan kertas koran. Hal ini dilakukan agar air yang tersisa pada alat –alat dapat terserap dengan baik oleh kertas coklat.

e.       Pengenalan cara kerja autoklaf
Autoklaf merupakan salah satu alat yang dapat mensterilisasi alat – alat maupun bahan praktikum mikrobiologi dengan menggunakan uap panas dan tekanan. Alat – alat yang akan disterilkan dimasukkan serta diatur di dalam saringan yang berada di dalam autoklaf agar semua alat mendapat uap panas yang dihasilkan oleh air yang mendidih. Setelah semua benda dimasukkan, autoklaf ditutup dengan rapat, kemudian dilakukan pengaturan suhu dan tekanan serta pengontrol exhaust yang harus dibuka. Setelah terdengar bunyi mendesis yang menandakan uap air telah dihasilkan maka pengontrol exhaust ditutup dan + 20 menit kemudian, alarm tanda selesainya pensterilisasian oleh autoklaf terdengar. Perlu diperhatikan, setelah alarm berbunyi, tekanan di dalam autoklaf harus benar – benar 0 (ditunjukkan dengan skala jarum) agar sewktu tutup autoklaf dibuka, uap panas tidak menyembur keluar dari autoklaf.

F.     Pembahasan
Sterilisasi merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja dalam laboraturium mikrobiologi. Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi itu tidak steril, maka kita akan memperoleh piaraan bakteri yang tidak kita inginkan. Maka langkah-langkah pertama yang harus kita ambil sebelum kita mengadakan inokulasi ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya. Maka kami akan membahas beberapa metode sterilisasi yang di antara lain :

  • Sterilisasi fisik (penggunaan panas)
yang termasuk sterilisasi penggunaan panas yaitu :

a.       Tyndallisasi
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja. Karena metode ini untuk mensterilkan medium atau alat yang tidak tahan dengan suhu tinggi. Dengan suhu 100o C selama 30 menit dalam 3 hari berturut-turut. Sehingga dapat dihasilkan medium yang steril dan zat-zat organik yang terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan.
b.      Pasteurisasi
Pasteurisasi bukan suatu bentuk sterilisasi, tetapi metode untuk membinasakan organisme penyebab penyakit. Kita dapat membinasakan organisme tersebut dengan cara dipanaskan dengan suhu tinggi sekitar 60-80oC selama satu jam dan 3 hari berturut-turut.
c.       Pembakaran
Metode pembakaran digunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-hewan penelitian yang terinfeksi, dan bahan terinfeksi lainnya yang perlu dibuang. Pemusnahan mikroorganisme dengan pembakaran juga dilakukan secara rutin di laboratorium terhadap jarum pindah, yang dipijarkan di atas pembakar bunsen. Pembakaran sangat efektif untuk metode sterilisasi.
d.      Sterilisasi panas kering
Prosedur ini diselesaikan dalam oven. Metode sterilisasi panas kering digunakan untuk mensterilkan serbuk, perban kain jarang khusus atau perban petrolatum dan bahan lain yang rusak oleh uap atau air. Metode ini juga efektif untuk substansi yang berminyak seperti salep yang tidak larut dalam air dan tidak dapat ditembus oleh panas yang lembab. Sterilisasi panas kering memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk keefektifan penuh daripada sterilisasi uap. Suhu yang digunakan dalam sterilisasi ini sebesar 160-170oC selama 2 jam.
e.       Sterilisasi panas lembab
Uap di bawah tekanan adalah agen sterilisasi yang paling efisien dan cara utama yang digunakan untuk mensterilkan pembalut peralatan, media dan barang-barang terkontaminasi untuk pembedahan. Suhu sterilisasi bergantung kepada tekanan uap. Biasanya suhu uap adalah 121oC, pada tekanan 15 pon setiap inchi persegi ( 1,05 Kg/cm2 ), selama 20 menit, atmosfer harus bebas udara dan hanya mengandung uap. Kondisi demikian ini dipenuhi dalam autoklaf. Penggunaan autoklaf yang tidak benar biasanya disebabkan oleh satu dari dua kesalahan.yaitu : kelalaian untuk mengeluarkan semua udara sebelum menutup katup buangan dan membebani autoklaf secara berlebihan atau pengemasan yang tidak benar.

  • Sterilisasi fisik (radiasi)
Beberapa macam  radiasi dapat bersifat  letal (mematikan) terhadap sel-sel mikroba dan juga sel-sel organisme lain. Radiasi macam ini meliputi bagian dari spektrum elektromagnetik (radiasi ultraviolet, gama, dan sinar X) dan sinar-sinar katode (elektron berkecepatan tinggi). (Michael J. Et. Al., 2005).
Sterilisasi ini menggunakan sinar gelombang pendek (220-290) nm, berguna untuk mensterilkan udara, air, plasma darah. Sinar ultra ungu daya penetrasinya lemah dilewatkan (dialirkan) atau ditempatkan langsung dibawah sinar ultra ungu dalam lapisan-lapisan tipis.(Tri Nurhayati, S.Si, M.Kes., 2008).

  •  Sterilisasi kimia (bahan kimia)
Teknik sterilisasi ini umumnya digunakan untuk proses desinfeksi area kerja laboratorium. Dan zat yang digunakan dalam sterilisasi ini disebut desinfektan. Bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi yaitu larutan: CuSO4, AgNO3, Alkohol 50—70%, Formalin 4—20%, larutan garam (NaCl 9%, KCl 10%). Beberapa bahan tertentu  seperti Etilen oksida dapat digunakan untuk perangkat plastik dan pipet.

  •  Sterilisasi mekanik (filtrasi)
Mensterilkan subtansi yang peka terhadap panas (serum, enzim, toksin, ekstrak sel, dll). Serta menggunakan filter khusus (filter berkefeld, chamberland, dan seitz) yang memiliki pori-pori kecil (sekitar 0,22 µm) untuk menahan mikroorganisme.
Tipe filter berbentuk filter selulosa, gelas porselin.

Sebelum disterilkan,  beberapa alat  yang akan digunakan terlebih dahulu dibungkus dengan kertas alumunium. Hal ini bertujuan untuk mencegah uap air masuk ke dalam alat –alat tersebut.

G.    Kesimpulan
1.      Alat – alat yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi antara lain :
  • Pipet volume 
  • Tabung reaksi 
  • Cawan petri.
  • autoklaf
  • Semprotan alcohol.
  •   Bunsen 
  • jarum inokulasi.
  •  oven


2.      Dalam menggunakan alat – alat praktikum mikrobiologi perlu diperhatikan beberapa hal antara lain :
ü  Sifat fisik dari dari alat – alat yang akan dipakai.
ü Dibersihkan (dicuci) sebelum disterilkan.
ü  Sebelum  alat – alat  tersebut disterilkan,  mulut tabung beberapa alat ditutup dengan kapas (tabung reaksi, labu erlenmeyer, pipet volum) dan beberapa diantaranya dilapisi dengan aluminium foil. Setelah mulut tabung ditutup dengan kapas, ada alat yang diberi tambahan  dibungkus dengan kertas koran (pipet volume) dan ada pula alat yang hanya dibungkus dengan kertas koran (cawan petri).
ü  Kemudian masing -  masing alat yang sudah terbungkus tadi disterilkan sesuai dengan sifat fisik dari masing – masing alat.

3.      Teknik sterilisasi
Dalam sterilisasi terdapat beberapa metode untuk menentukan bagaimana mensterilkan suatu benda dan metode tersebut termasuk ke dalam teknik sterilisasi. Terdapat beberapa metode sterilisasi, antara lain sebagai berikut :
Ø  Sterilisasi fisik (penggunaan panas) : biasanya dipakai untuk mensterilkan benda – benda yang tahan panas.
Dapat dibagi menjadi:


ü  Tyndalisasi
ü  Pasteurisasi
ü  Pembakaran
ü  Panas kering (oven)
ü  Panas lembab (autoklaf)


Ø  Sterilisasi fisik (radiasi) : digunakan untuk mensterilkan udara, air, plasma darah, dll.
Ø  Sterilisasi kimia(bahan kimia) : biasanya digunakan untuk mensterilkan media
Ø  Sterilisasi mekanik (filtrasi) : digunakan untuk mensterilkan benda – benda cair, satu – satunya metode yang tidak membunuh minkroorganisme.

H.    Daftar Pustaka
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:
UI-Press.
Volk, Wesley A. dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga