Blogger news

kunjungan blokbojonegoro.com di ma abu darrin

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 03 Desember 2012

KESADARAN MEMINIMALISASI KONSUMSI BERAS dan MENGENAL PERTANIAN MODERN RAMAH LINGKUNGAN DIMULAI DARI KALANGAN SANTRI

Seiring bertambahnya jumlah penduduk indonesia, maka kebutuhan pangan dalam negeri juga akan mengalami peningkatan. Seperti dilaporkan harian online (kompas.com; antaranews.com, 2012) indonesia akan melakukan impor beras dari negara tetangga, Kamboja, sebanyak 1,1 juta ton per-tahun. Beras itu akan didatangkan bertahap, mulai 100 ribu ton pada Desember 2012, sementara 1 juta ton sisanya didatangkan tahun depan. Pemerintah Indonesia menandatangani kesepakatan untuk membeli beras dari Kamboja dengan volume 100.000 ton per tahun untuk jangka waktu lima tahun ke depan dan sebaliknya negeri bangsa Khmer itu akan mengimpor pupuk dan peralatan pertanian seperti traktor dan mesin penggiling gabah. Kesepakatan itu ditandatangani oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan dan Menteri Perdagangan Kamboja Cham Prasidh pada sela-sela Pertemuan ke-44 Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN di Siem Reap, Kamboja.

Memang sungguh ironis, karena jika dilihat dari kondisi geografisnya, Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati yang mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. Ungkapan “tongkat dan batu jadi tanaman!” merupakan gambaran betapa suburnya negara kita. Namun, dalam kenyataannya, keanekaragaman tersebut banyak yang tak termanfaatkan sehingga dalam soal pangan Indonesia justru tampak menyedihkan, di sisi lain, karena kesuburan yang dimiliki negara kita, mungkin dapat membuai kita dalam fatamorgana kesuburan sehingga kita lupa akan inovasi.

Salah satu penyebab utama dari kurangnya sumber pangan adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2012 ini penduduk indonesia tak kurang pada kisaran 230-237 juta jiwa, makanan pokok semua penduduk adalah beras sehingga sudah jelas kebutuhan beras menjadi sangat besar. Selain itu, pengelolaan yang masih menggunakan gaya kuno juga menyebabkan indonesia kalah bersaing dengan negara maju. Ada beberapa negara maju yang meski memiliki keterbatasan lahan, akan tetapi dapat menerapkan pertanian yang modern, diantaranya adalah: jepang, belanda, amerika serikat dan taiwan.

1. Jepang

Jepang terkenal sebagai bangsa pengkreasi dan pencipta. Sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi, Jepang menerapkan teknologi modern untuk bidang pertaniannya. Pertanian di negara ini sangat diatur secara detail, dikerjakan secara serius, mengutamakan teknologi namun tetap ramah lingkungan. Dengan keunikan pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya PBB (FAO) menjadikan daerah pertaniaan di Jepang masuk dalam daftar Warisan Penting Sistem Pertaniaan Global (GIAHS/Globally Important Agricultural Heritage Systems). Dengan porsi lahan pertanian hanya 25 % saja, masyarakat Jepang benar-benar memanfaatkan lahan mereka secara efisien, mereka menanam di pekarangan, ruang bawah tanah, pinggiran rel kereta, di atas gedung, setiap lahan yang dapat dimanfaatkan mereka optimalkan. Pasca Tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, jepang merencanakan sitem pertanian yang lebih modern. Sistem pertanian yang dijalankan oleh robot, seperti traktor tanpa awak, mesin tanam dan mesin panen. Untuk menghalau hama jepang akan menggunakan teknologi lampu LED.

Jepang selalu merencanakan pertaniannya secara jangka panjang, mungkin yang paling terkenal dan terasa dampaknya sampai sekarang adalah kebijakan nasional tentang konsolidasi lahan (1961). Kebijakan ini pada intinya melokalisasi lahan pertanian yang tadinya terpisah-pisah dalam jumlah yang kecil sehingga kurang efesien menjadi lahan yang terlokalisasi pada satu daerah dengan pengembangan infrastruktur pendukung seperti jalan, saluran irigasi dll secara terpusat. Selain itu, pemerintah Jepang memberi perhatian khusus terhadap sektor ini, seperti pendirian sejenis koperasi bernama Japan Agriculture Cooperative (JA Cooperative) yang secara baik mengatur pengadaan pupuk, benih, penjualan produk hasil pertaniaan hingga bimbingan teknis untuk anggota-anggotanya, memberikan subsidi untuk melindungi hak petani untuk hidup layak.

2. Belanda

Negara ini sangat mengagumkan dalam hal pengelolaan pertaniannya. Dengan luas wilayah yang relatif kecil bila dibandingkan Indonesia, Belanda dengan luas Negara hanya 41.526 km persegi (bandingkan dengan luas Indonesia yang mencapai Indonesia 1.919.440 km) mampu menjadi Negara dengan besaran ekonomi urutan 16 di dunia dan memiliki pendapatan perkapita 2% lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata di eropa. pada tahun 2011 Belanda mampu menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro, sekitar 20% perekonomian mereka di topang dari sektor pertanian. Bahkan sebagian dari wilayah daratan Belanda adalah daratan buatan hasil membendung air laut, dapat dibayangkan teknologi yang mereka kuasai untuk menahan air sebanyak itu. Produk andalannya adalah benih dan bunga. Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset. Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen.

Martin J Kropff, Rektor Universitas dan Research Wageningen, Den Haag mengatakan bahwa salah satu kiat mereka dalam membangun industrialisasi pertanian adalah melakukan investasi dalam kegiatan riset. Dari riset ini akhirnya digulirkan inovasi-inovasi, yang salah satunya di bidang pertanian. Sekarang pertanian di negeri kincir angin itu telah dijalankan dengan system yang modern, direncanakan secara matang, menggunakan alat yang canggih dan keterampilan. Industri pertanian Bunga/tanaman hias menjadi salah satu andalan di negeri belanda, mereka menggembangkan teknologi yang mereka sebut tirai difragma untuk greenhouse, atapnya terlihat berwarna belang-belang abu-abu dan transparan yang dikendalikan secara mekanik bisa menutup dan membuka untuk mengatur suplai cahaya, karbondioksida, dan kelembaban udara di sekitar greenhouse seperti yang di inginkan. Untuk melakuakan itu semua cukup dengan mengatur beberapa tombol saja. Tidak hanya itu, mereka juga menerapkan teknologi robotic unrtuk penyortiran tanaman, pekerja hanya duduk ditempat sebagai operator saja, alangkah asiknya menjadi petani di sana.

3. Amerika Serikat

Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.

4. Taiwan

Hasil ekspor produk pertanian di negara ini adalah USD 11,8 miliar atau 1,5% pendapatan nasionalnya. Seperti juga di negara dengan pertanian lainnya, separuh pengerjaan dilakukan dengan teknologi canggih. Contohnya dalam penanaman padi, mereka menerapkan sistem yang sangat berbeda dengan Indonesia. Bila di Indonesia bibit padi di semai pada satu hamparan sebelum dipindah pada lahan sawah, di Taiwan bibit padi dimasukan suatu wadah pot segi empat dengan ketinggian 2 cm, saat tanam menggunakan mesin dengan kecepatan 3 jam/ha. Cara ini dapat menghemat waktu, tenaga, biaya serta menghasilkan pertumbuhan padi lebih baik, karena pada saat tanam tidak perlu mencabut bibit dari persemaiaan yang akan membuat tanaman stress dan memerlukan waktu untuk adaptasi.

Dari kesemua negara yang disebutkan diatas, ada “benang merah” yang membuat mereka maju dan terdepan dalam teknologi pertaniaan, yaitu dukungan pemerintahnya melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak terhadap petani, mengatur dan menata pengelolaan pertanian menjadi teratur, tertata dan mensejahterakan. Indonesia harus segera meningkatkan sumber daya manusianya dan membangkitkan semangat untuk maju agar tidak semakin tertinggal jauh. Meski tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetap harus ada upaya untuk menanggulangi kelangkaan bahan pangan. Harus ada kesadaran untuk mengkonsumsi bahan pangan alternatif selain beras dan juga perlu adanya kesadaran pertanian modern yang ramah lingkungan. Salah satu bentuk pertanian yang ramah lingkungan adalah dengan mengurangi penggunaan bahan kimia. Penggunakan bahan kimia dalam sistem pertanian, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan manusia. Contoh nyata adalah penggunakan pestisida, disadari atau tidak bahwa penggunakan pestisida yang tidak terkendali akan meningkatkan resistensi hama, sehingga pada penggunakan selanjutnya pestisida tidak efektif untuk mengendalikan hama. Dan pada akhirnya akan mengurangi hasil panen dari sektor pertanian.

Kesadaran dalam penggunakan pestisida yang efisien maupun penggunakan bahan pangan alternatif sangatlah penting sebagai upaya untuk mencegah semakin bengkaknya impor beras. Sosialisasi dan pelatihan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah diatas. Salah satu tawaran yang mungkin bisa dilakukan adalah dimulai dari kalangan pesantren. Seperti yang telah diketahui bahwa pesantren merupakan tempat berkumpulnya para santri dari berbagai daerah. Pesantren merupakan satu fenomena unik yang mandiri dan tumbuh bersama masyarakat kelas bawah di seluruh Indonesia. Pesantren menjalankan seluruh fungsi kehidupannya secara mandiri, termasuk dalam bidang ekonomi. Perkembangan dunia pesantren pada dekade terakhir juga mengalami kamajuan yang cukup pesat. Jumlah pesantren di Indonesia tahun 2011 Menurut Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama H. Abdul Jamil mencapai 25.000 pondok pesantren dan jumlah santri pondok pesantren di 33 provinsi di seluruh Indonesia pada tahun 2011 mencapai 3,65 juta. Sehingga jika tiap pesantren menerapkan mengkonsumsi bahan pangan alternatif, akan dapat membantu negara untuk menghemat biaya dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan.

Selain menjadi tempat untuk pembinaan moral kesalehan santri dan pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam, pesantren seyogyanya perlu juga melakukan diversifikasi keilmuan unggulan khusus dan atau melakukan diversifikasi keahlian praktis tertentu. Artinya, setiap pesantren perlu membuat satu keunggulan (nilai plus) tertentu yang membedakan pesantren satu dengan pesantren lainnya, misalnya dengan meningkatkan keunggulan dalam keahlian ilmu tertentu seperti keunggulan keahlian dalam kajian hadits, atau disiplin ilmu agama tertentu, atau bisa juga dalam bentuk keahlian praktis lain misalnya keahlian bahasa, keahlian pertanian dan keahlian praktis lainnya.

Selain penerapan budaya konsumsi bahan pangan alternatif, pelatihan penerapan pertanian yang ramah lingkungan juga sangat dimungkinkan di lingkungan pesantren, mengingat tidak semua pesantren berada di kota. Salah satu contoh pelatihan tentang pertanian yang ramah lingkungan adalah meminimalisai penggunakan bahan kimia. Pada akhir-akhir ini memang sering digembar-gemborkan gagasan mengenai pertanian ramah lingkungan, akan tetapi aplikasi atau penerapannya masih sangat minim. Oleh karena itu pesantren merupakan tempat yang sangat strategis untuk mewujudkan gagasan-gagasan tersebut. Pesantren harus dapat menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dibidang yang berkaitan seperti Dinas Pertanian, para Peneliti, Institut Pertanian dan lain-lain.

Kamis, 13 September 2012

biologi tanah, RAYAP


TUGAS TERSTRUKTUR BIOLOGI TANAH
RAYAP


SYAMSUL HUDA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012

PENDAHULUAN
Rayap termasuk binatang Arthropoda, kelas insecta yang berasal dari ordo isoptera (Bhs Yunani, "iso" berarti sama dan "ptera" berarti sayap) yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorphosa gradual atau bertahap. Rayap merupakan serangga yang hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang berkembang sempurna.. Nama ini mengacu pada kasta reproduksi dimana mereka memiliki sepasang sayap dengan bentuk dan ukuran antara sayap depan dan sayap belakang yang sama.
Di alam bebas rayap berperan penting sebagai penjaga keseimbangan alam dengan cara menghancurkan kayu dan mengembalikannya sebagai "hara" ke dalam tanah. Namun di pemukiman rayap menjadi hama yang sangat merugikan karena dapat merusak bahan-bahan yang mengandung selulosa yang merupakan sumber makanan bagi rayap, seperti: kayu, kertas, kain, dll sehingga rayap sering ditemukan menyerang kusen-kusen, furniture, gypsum, parquet, dll. Di seluruh dunia jenis-jenis rayap yang telah dideskripsikan dan diberi nama  ada sekitar 2000 spesies dan dari padanya sekitar 120 spesies merupakan hama, sedangkan di negara kita dari kurang lebih 200 spesies yang dikenal baru sekitar 20 spesies yang diketahui berperan sebagai hama perusak kayu serta hama hutan/pertanian.
KLASIFIKASI RAYAP
Rayap secara taksonomi dikelompokkan ke dalam Filum: Artropoda , Kelas: Insecta, Ordo: Isoptera (iso = sama dan ptera = sayap). Rayap dibagi atas beberapa suku yaitu:
Mastotermitidae


Kalotermitidae
Termopsidae
Hodotermitidae
Rhinotermitidae
Serritermitidae
Termitidae


KOLONI RAYAP
Sebagian masyarakat juga sudah mengetahui bahwa dalam koloni setiap jenis rayap, terdapat beberapa kasta individu yang wujudnya berbeda, yaitu:
1.      Kasta reproduktif  terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina (yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni, yaitu sepasang laron yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh.

Gambar kasta reproduktif rayap

Koloni akan membentuk "ratu" atau "raja" baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru.
2.      Kasta prajurit. Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui "suara" tertentu sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut, walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak dan menyerang. Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit rayap akhirnya mati.

Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga bermacam-macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut  (yang berarti hidung, dan penampilannya seperti "tusuk") sebagai alat penyemprot racun bagi musuhnya. Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala bulldogtugasnya hanya menyumbat semua lobang dalam sarang yang potensial dapat dimasuki musuh. Semua musuh yang mencapai lobang masuk sulit untuk luput dari gigitan mandibelnya. Pada beberapa jenis rayap dari famili Termitidae seperti Macrotermes, Odontotermes, Microtermes dan  Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf (dua bentuk) yaitu prajurit besar (p. makro) dan prajurit kecil (p. mikro)
3.      Kasta pekerja. Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan -- membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.
Dari kenyataan ini maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah mempostulatkan bahwa sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi "raja", yang memerintah dan mengatur semua tatanan dan aturan dalam sarang rayap. Sifat kanibal terutama menonjol pada keadaan yang sulit misalnya kekurangan air dan makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang dipertahankan. Kanibalisme berfungsi untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi energi, dan berperan dalam pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap.
Pada rayap terjadi pembagian polimorfisme artinya di dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dan tugas yang berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam koloni terdapat pembagian tugas kerja yaitu :
1.      Ratu, yakni laron (rayap betina fertil) biasanya tubuh gemuk dan tugasnya adalah bertelur.
2.      Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil) yang tugasnya melestarikan keturunan.
3.      Pekerja, rayap yang bertugas member makan ratu dan raja serta menjaga sarang dari kerusakan. Sifat rayap pekerja dan serdadu bersifat steril.
SIKLUS HIDUP RAYAP
            Kelompok hewan ini pertumbuhannya melalui tiga tahap yaitu telur, nimfa dan tahap dewasa. Setelah menetas dari telur nimfa akan menjadi dewasa dengan melalui beberapa instar, yaitu bentuk diantara dua masa perubahan. Bentuk ini sangat gradual, sehingga baik dari bentuk badan pada umumnya, cara hidup maupun makanan pokok antara nimfa dan dewasa adalah serupa. Pada nimfa yang bertunas sayapnya akan tumbuh lengkap pada instar terakhir, saat binatang itu mencapai kedewasaan.

Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C. curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari.
Dalam perkembangan hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diatur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa an siap terbang dapat diatur. Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni rayap. Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan.

Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan dengan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapisi dengan polisakarida yang disebut kitin dan menebal pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi mandul . Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron . Rayap pekerja bertubuh lunak dan berwarna putih. Sayap depan dan belakang ukurannya hampir sama dan diletakkan datar diatas abdomen pada waktu beristirahat. Bila sayap rayap terputus sepanjang sutera, hanya meninggalkan dasar sayap atau potongan yang menempel pada thoraks. Abdomen pada rayap lebih berhubungan dengan thoraks, kasta yang mandul (pekerja dan serdadu) pada rayap terdiri dari 2 kelamin.
Kasta – kasta reproduktif terbentuk dari telur yang dibuahi . Kepala berwarna kuning, antena, labrum dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen bewarna putih kekuning-kuningan .
PERILAKU RAYAP
Semua rayap makan kayu dan bahan berselulosa, tetapi perilaku makan (feeding behavior ) jenis-jenis rayap bermacam-macam. Hampir semua jenis kayu potensial untuk dimakan rayap. Memang ada yang relatif awet seperti bagian teras dari kayu jati tetapi kayu jati kini semakin langka. Untuk mencapai kayu bahan bangunan yang terpasang rayap dapat "keluar" dari sarangnya melalui terowongan-terowongan atau liang-liang kembara yang dibuatnya. Bagi rayap subteran (bersarang dalam tanah tetapi dapat mencari makan sampai jauh di atas tanah), keadaan lembab mutlak diperlukan. Hal ini menerangkan mengapa kadang-kadang dalam satu malam saja rayap Macrotermes dan Odontoterme s telah mampu menginvasi lemari buku di rumah atau di kantor jika fondasi bangunan tidak dilindungi. Sebaliknya, rayap kayu kering (Cryptotermes) tidak memerlukan air (lembab) dan tidak berhubungan dengan tanah. Juga tidak membentuk terowongan-terowongan panjang untuk menyerang obyeknya. Mereka bersarang dalam kayu, makan kayu dan jika perlu menghabiskannya sehingga hanya lapisan luar kayu yang tersisa, dan jika di tekan dengan jari serupa menekan kotak kertas saja .
Pola perilaku rayap adalah kriptobiotik atau sifat selalu menyembunyikan diri, mereka hidup didalam tanah dan bila akan invasi mencari objek makanan juga menerobos di bagian dalam, bila terpaksa harus berjalan dipermukaan yang terbuka, mereka membentuk pipa pelindung dari bahn tanah atau humus.
Setiap koloni rayap mengembangkan karakteristik tersendiri berupa bau yang kas untuk membedakannya dengan koloni yang lain. Rayap dapat menemukan sumber makanan karena mereka mampu untuk menerima dan menafsirkan setiap ransangan bau yang esensial bagi kehidupannya. Bau yang dapat dideteksi rayap berhubungan dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri .

EKOLOGI RAYAP
Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak  kayu  dapat digolongkan dalam tipe-tipe berikut :
a.       Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae (famili Kalotermitidae),  hama pohon jati. Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak berhubungan dengan tanah. Contoh:Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes  (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).
b.      Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalo­termitidae), hidup dalam kayu mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering.
c.       Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptotermes (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macr­otermes namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.
d.      Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Fitrowati. 2011. Rayap. FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN
Anonimous. 2012. Tinjauan Pustaka tentang  Biologi Coptotermes curvignathus Holmgren. Universitas Sumatera Utara
Anonimous. 2012. Biologi Rayap. http://termite-killer.blogspot.com/ diakses 5 juni 2012
Tarumingkeng, Rudy C. 2004. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia. Manajemen Deteriorasi Hasil Hutan.

tugas makalah tentang mikoriza


TUGAS TERSTRUKTUR BIOLOGI TANAH
MIKORIZA


SYAMSUL HUDA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012


Pendahuluan dan Pengertian Mikoriza
Lingkungan tanah merupakan lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. gabungan dari kedua lingkungan ini menghasilkan suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi beberapa jenis makhluk hidup, salah satunya adalah mesofauna tanah. Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan metabolisme mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburannya. Akar tanaman biasanya mengalami simbiosis dengan organisme lain. Mikoriza adalah jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.
Istilah Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman jadi secara harifiah mikoriza memiliki arti akar jamur atau akar yang diliputi oleh jamur. Asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman yang membentuk jalinan interaksi yang kompleks dikenal dengan mikoriza yang biasa disebut juga “akar jamur”. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Mikoriza merupakan suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.
Ekologi Mikoriza dan Simbiosisnya dengan Tanaman.
Secara umum mikoriza hidup di daerah tropika. Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji juga cocok untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik yang dapat mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa. Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks.
Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.

Asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur mikoriza menyebabkan terbentuknya luas serapan yang lebih besar dan lebih mampu memasuki ruang pori yang lebih kecil sehingga meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara, terutama unsur hara seperti P, Cu dan Zn. Selain itu juga menyebabkan tanaman lebih toleran terhadap keracunan logam, serangan penyakit khususnya patogen akar, kekeringan, suhu tanah yang tinggi dan kondisi pH yang tidak sesuai.
Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan spora cendawan mikoriza. Kondisi lingkungan dan edafik yang cocok untuk perkecambahan biji dan pertumbuhan akar tumbuhan biasanya juga cocok untuk perkecambahan spora cendawan. Cendawan pada umumnya memiliki ketahanan yang cukup baik pada rentang faktor lingkungan fisik yang lebar. Mikoriza tidak hanya dapat berkembang pada tanah berdrainase baik, tapi juga pada lahan tergenang seperti pada sawah. Bahkan pada lingkungan yang sangat miskin atau lingkungan yang tercemar limbah berbahaya, cendawan mikoriza masih memperlihatkan eksistensinya.
Ekosistem alami mikoriza di daerah tropika dicirikan oleh keragaman spesies yang sangat tinggi, khususnya dari jenis ektomikoriza. Hutan alami yang terdiri dari banyak spesies tumbuhan dan umur seragam sangat berpengaruh terhadap jumlah dan keragaman mikoriza. Akumulasi perubahan lingkungan mulai dari penebangan hutan, pembakaran, kerusakan struktur dan pemadatan tanah akan mengurangi propagula cendawan mikoriza. Efektivitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor lingkungan tanah yang meliputi faktor abiotik seperti konsentrasi hara, pH, kadar air, temperatur, pengolahan tanah dan penggunaan pupuk atau pestisida serta faktor biotik seperti interaksi mikrobial, spesies cendawan, tumbuhan inang, tipe perakaran tumbuhan inang dan kompetisi antara cendawan mikoriza.
Asosiasi Mikoriza dengan Akar Tanaman
Asosiasi terjadi bila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan spora dalam tanah. Hifa yang tumbuh berpenetrasi ke dalam akar lalu berkembang dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk hifa interseluler yang tidak bercabang, terletak di ruangan antar sel. Selain itu juga akan terbentuk hifa intraseluler yang bercabang secara dichotomy (arbuskular), atau yang membengkok menjadi bulat atau bulat memanjang (vesikel) dan hifa yang mengering (hifa gelung). Perkembangan arbuskula mengikuti perkembangan hifa yang masuk ke dalam sel. Arbuskula berkembang dengan sel korteks dari sub batang pada internal hifa. Vesikel terinisiasi segera setelah adanya arbuskul pertama, akan tetapi diteruskan berkembang ketika adanya arbuskul kedua. Fase terakhir, merupakan arbuskul yang memenuhi sel (terbentuknya batang hifa yang terbaik). Hifa pada jaringan korteks akar berkembang menyilang seperti dinding pada asosiasi tua. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi pada bagian yang masih mengalami proses diferensiasi dan proses pertumbuhan. Perkembangan hifa ini tidak merusak sel.

Pengelompokan Mikoriza
Secara umum mikoriza digolongkan menjadi 3 tipe berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman inang :
1.      Ektomikoriza
Suatu perakaran ektomikoriza tidak memiliki rambut akar dan tertutup oleh selapis atau selubung hifa jamur yang hampir tampak mirip dengan jaringan inang. Lapisan tersebut disebut selubung pseudoparenkimatis. Masing-masing cabang akar diselubungi hifa cendawan (disebut mantel hifa), sehingga ukuran akar tampak membesar. Hifa tumbuh memasuki korteks dan hanya tinggal di lapisan sel-sel korteks luar untuk membentuk jaring-jaring yang disebut ‘jala hartig’. Jala hartig inilah yang berperan dalam mentranasportasikan seluruh nutrisi yang diserap oleh mantel cendawan akar.

Pada umumnya, jamur yang terlibat dalam ektomikoriza termasuk Basidiomycetes yang meliputi famili-famili Amanitaceae, Boletaceae, Cortinariaceae, Russulaceae, Tricholomataceae, Rhizopogonaceae dan Sclerodermataceae. Jamur-jamur itu termasuk dalam genus-genus Amanita, Boletus, Cantharellus, Cortinarius, Entoloma, Gomphidius, Hebeloma, Inocybe, Lactarius, Paxillus, Russula, Rhizopogon, Scleroderma dan Cenococcum. Terdapat pula ektomikoriza pada famili Pinaceae, Salicaceae, Betulaceae, Fagaceae, Juglandaceae, Cesalpinaceae, dan Tiliaceae. Beberapa genus seperti Pinus, Picea, Abies, Pseudotsuga, Cedrus, Larix, Querqus, Castanea, Fagus, Nothofagus, Betula, Alnusn, Salix, Carya, dan Populus memiliki infeksi ektomikoriza.
2.      Endomikoriza
Cendawan yang menginfeksi tidak menyebabkan pembesaran akar. Jaringan hifa cendwan masuk ke dalam sel korteks akar dan membentuk struktur khas berbentuk oval yang disebut vesikel dan sistem percabangan hifa yang dichotomous yang disebut arbuskul. Cendawan yang hidup intraselular ini membentuk hubungan langsung antar sel-sel akar dan tanah sekitarnya.Cendawan endomikoriza umumnya berasal dari ordo Glomales (Zygomycetes) yang terbagi ke dalam subordo Glominae dan Gigasporinae. Tipe cendawan ini wilayah asosiasinya lebih luas, yaitu selain berasosiasi dengan jenis-jenis pohon hutan yang dipakai untuk HTI dan reboisasi lainnya (Acacia mangium, Switenia macrophylla, Pterocarpus sp, dll) juga dapat berasosiasi dengan berbagai tanaman pertanian, hortikultura dan pastura (tanaman pakan ternak).
3.      Ektendomikoriza
Infeksi hifa dari cendawan tipe ini memiliki bentuk intermediet dari ektomikoriza dan endomikoriza. Hifa cendawan ektendomikoriza membentuk selubung tipis berupa jaringan hartig pada akar. Selain menginfeksi dinding sel korteks, infeksi juga terjadi pada sel-sel korteksnya. Penyebaran cendawan terbatas pada tanah-tanah hutan.



Identifikasi Dan Klasifikasi Genus Cendawan Mikorhiza
Jamur pembentuk ektomikorhiza biasanya Basidiomycetes diantaranya dari genera Amanita, Boletus, Laccaria, Pisolithus dan Scleroderma (Setiadi, 1989). Beberapa jamur hanya spesifik untuk satu inang, sedangkan yang lain mempunyai rentangan inang yang luas.
Identifikasi Cendawan Mikorhiza Arbuskular (CMA) secara sederhana dapat dilakukan dengan mengamati spora yang dihasilkan dari masing-masing jenis CMA, yaitu dengan mengamati secara morfologi. Hal ini dikarenakan setiap jenis spora CMA memiliki struktur yang berbeda satu dengan lainnya. Cendawan Mikorhiza Arbuskular (CMA), yang ditemukan dapat menginfeksi tanaman, terdapat 6 genus :
1.      Glomus
Spora Glomus merupakan hasil dari perkembangan hifa, dimana ujung dari hifa akan mengalami pembengkakan hingga terbentuklah spora. Perkembangan spora yang berasal dari hifa inilah yang dinamakan Chlamidospora. Pada Glomus juga dikenal struktur yang dinamakan sporocarp. Sporocarp ini merupakan hifa yang bercabang sehingga membentuk chlamidospora.
2.      Sclerocystis
Perkembangan antara spora Sclerocystis sama dengan spora Glomus yaitu dari ujung hifa yang mengalami pembengkakkan. Ujung hifa dari Sclerocystis memiliki banyak cabang dan tiap-tiap cabang tersebut membentuk chlamidospora hingga terbentuk sporocarp dimana apabila dibelah akan terlihat bentuknya seperti belahan jeruk. Sporocarp biasanya berbentuk globose atau subglobose.

3.      Gigaspora
Struktur spora yang terbentuk biasanya globose, subglobose namun sering berbentuk ovoid, pyriformis atau irregular. Spora pada genus Gigaspora ini terbentuk pada mulanya berasal dari ujung hifa (subtending hifa) yang membulat yang disebut suspensor, kemudian di atas bulbour suspensor tersebut terbentuk bulatan kecil yang terus-menerus membesar dan akhirnya terbentuk bulatan kecil yang terus-menerus membesar dan akhirnya terbentuklah struktur yang dinamakan spora. Karena spora tersebut terbentuk dari suspensor maka dinamakan azygospora.
4.      Scutellospora
Struktur spora yang terbentuk biasanya globose atau subglobose tetapi sering berbentuk ovoid, obovoid, pyriformis atau irregular. Proses terbentuknya spora pada Scutellospora sama dengan pembentukkan spora pada genus Gigaspora. Namun yang membedakan dengan genus Gigaspora adalah pada Scutellospora terdapat germination shield, dan pada saat berkecambah hifa akan keluar dari germination shield tersebut.
5.      Acaulospora
Spora terbentuk di tanah, memiliki bentuk globose, subglobose, ellipsoid maupun fusiformis. Pada awalnya proses dari pembentukkan spora seolah-olah dimulai dari hifa, namun sebenarnya bukanlah dari hifa. Pada awalnya terjadi pembengkakkan ujung hifa yang strukturnya mirip spora yang dibuat hifa terminus. Kemudian muncul bulatan kecil yang terbentuk diantara hifa terminus dan subtending hifa, selama proses pembentukkan spora, hifa terminus tersebut akan rusak dan di dalamnya terdapat spora. Pada spora yang telah masak terdapat satu lubang yang dinamakan ciatric.
6.       Enterophospora
Proses pembentukkan spora Enterophospora hampir sama dengan proses pembentukkan spora pada Acaulospora. Yang membedakan keduanya adalah pada proses perkembangan azygospora berada di dalam, sehingga akan terbentuk dua lubang yang simetris pada spora yang telah matang.
Manfaat Mikoriza
Sedikitnya ada lima hal yang dapat membantu perkembangan tumbuhan dengan adanya mikoriza, yaitu :
1.      Mikoriza dapat meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah
2.      Mikoriza dapat berperan sebagai penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar
3.      Mikoriza meningkatkan ketahanan tumbuhan terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrim
4.      Mikoriza meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auksin
5.      Menjamin terselenggaranya proses biogeokimia
Mikoriza juga mempunyai manfaat yang besar untuk pembangunan hutan terutama pada lahan kritis atau marginal. Manfaat tersebut yaitu mikoriza sebagai biofertilizer bagi tanaman kehutanan serta sebagai biokontrol tanaman terhadap kekeringan, keracunan logam berat dan patogen.
Mikoriza sebagai Biofertilizer bagi Tanaman Kehutanan
Para peneliti telah banyak membuktikan bahwa cendawan ini mampu meningkatkan penyerapan unsur hara (terutam fosfat) dan beberapa hara mikro. Kebanyakan akar tanaman yang berasosiasi dengan cendawan yang membentuk mikoriza dan sebagai simbiosis diketahui meningkatkan hara fosfat tanaman. Cendawan mikoriza arbuskula (CMA) yang menginfeksi sistem perakaran tanaman inang akan memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air. Fosfat adalah unsur hara utama yang mampu diserap oleh tanaman bermikoriza. Selain itu dapat juga menyerap NH dan juga unsur-unsur mikro seperti Cu, Zn, dan Mo.
Mikoriza sebagai Biokontrol Tanaman Terhadap Kekeringan
Asosiasi cendawan arbuskular-veskular mikoriza (VAM) dapat memodulasi (mengatur) ketahanan tanaman inangnya terhadap berbagai osmotik, elastisitas dinding sel yang berubah-ubah atau kandungan air yang sympastis. Selain telah pula dibuktikan bahwa VAM mampu memanen air di bawah titik layu permanen, dimana air sangat terbatas dan tidak tersedia bagi tanaman nonmikoriza. Kemampuan hifa memasuki pori-pori tanah yang paling kecil dimana akar sudah tidak bisa menembus dan menjangkau air tersebut menyebabkan tanaman bermikoriza selalu mendapatkan air meskipun dalam suasana kekeringan.
Mikoriza sebagai Biokontrol Tanaman Terhadap Keracunan Logam Berat
Sejumlah penelitian VAM dapat meningkatkan serapan logam, seperti Zn dan Cu. Logam-logam yang diserap oleh VAM disimpan dalam hifanya dan tidak diteruskan ke akar, namun belum diketahui fungsi logam tersebut bagi cendawan. Selain itu, pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah yang tercemar logam berat dapat ditingkatkan resistensinya jika dikolonisasi oleh CMA, sehingga penggunaannya dapat berfungsi sebagai bioproteksi.
Mikoriza sebagai Biokontrol Tanaman Terhadap Patogen
Struktur mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya patogen akar. Mekanisme perlindungan dapat diterangkan sebagai berikut :
1.      Adanya selaput hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai barier masuknya patogen
2.      Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen
3.      Cendawan mikoriza dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan patogen.
4.      Akar tanaman yang sudah diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi oleh cendawan patogen untuk menunjukkan adanya kompetisi. Peranan lain dari mikoriza dalam pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai produsen hormon dan zat pengatur tumbuh. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa cendawan mikoriza dapat menghasilkan hormon seperti sitokinin, giberelin dan hasil metabolisme cendawan mikoriza yang berupa vitamin. Mikoriza pun mampu menggantikan kebutuhan pupuk, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga aman bagi ekosistem, membantu tanaman untuk beradaptasi dengan pH rendah, merahabilitas atau mereklamasi daerah bekas tambang, serta melindungi tanaman terhadap toksisitas logam berat karena logam berat akan diserap oleh hifa cendawan.
Peranan Ektomikoriza
·         peningkatan unsur hara
·         ketahanan terhadap kekeringan
·         ketahanan serangan patogen tanah
·         berpotensi untuk pembangunan hutan industry

Peranan Endomikoriza
            meningkatkan pertumbuhan tanaman
            meningkatkan produktivita
            mengurangi kebutuhan pemupukan fosfat
            memproduksi bunga lebih awa
            memperpanjang masa pembungaan, pada tanaman hias.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikoriza. Diakses 4 juni 2012
Anonim. 2008. http://mbojo.wordpress.com/2007/03/16/mikoriza/. Diakses 4 juni 2012
Anonim.2008.http://www.mycorrhizas.org/files/20070222_AMI2007.pdf. Diakses 4 juni 2012
Anas, Iswandi. 1993. Pupuk Hayati (Biofertilizer). Bogor: Laboratorium Biologi Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Munawir. 2008. Sebaran Infeksi Mikoriza pada Akar Macodes sp di Kawasan Panaruban Subang Jawa Barat. Laporan Kerja Praktek. Jatinangor: Jurusan Biologi, Universitas Padjadjaran.
Pujiyanto. 2001. Pemanfatan Jasad Mikro, Jamu Mikoriza dan Bakteri Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Falsafah Sains. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rao, N.S Subba.1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Santosa, Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode Penelitian Mikorisa Vesikular-Arbuskular. Laboraturium Biologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.
Setiadi, Yadi, dkk. 1992. Mikrobiologi Tanah Hutan. Petunjuk Laboratorium. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.
Widiarti, Ira. 2007. Sebaran Spora Mikoriza pada Seedling di Hutan Pantai Barat Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Laporan Kuliah Kerja Lapangan. Jatinangor: Jurusan Biologi, Universitas Padjadjaran.
             

Kelompok Utama Bakteri dan Jalur Metabolisme Karbohidrat Pada Bakteri



Tugas Mata Kuliah Bakteriologi
“Kelompok Utama Bakteri dan
Jalur Metabolisme Karbohidrat Pada Bakteri”



Disusun oleh :
Syamsul Huda (080914006)

Dosen Mata Kuliah :
Dr. Ni’matuzahroh

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2012


Klasifikasi Bakteri
Pendahuluan
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-Ciri Umum Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:
1.      Organisme uniselluler
2.      Prokariot (tidak memiliki membran inti sel)
3.      Umumnya tidak memiliki klorofil
4.      Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5.      Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6.      Hidup bebas atau parasit
7.      Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8.      Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Dasar Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2.      Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Klasifikasi bakteri
            Sistem pengelompokkan bakteri ada berbagai macam, Berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology edisi 8 tahun 1974, Dunia bakteri dibagi menjadi 19 bagian :
  1. Bakteri fototrofik
  2. Bakteri luncur
  3. Bakteri berselongsong
  4. Bakteri kuncup
  5. Bakteri spiroket
  6. Bakteri spiral dan lengkung
  7. Bakteri batang dan kokus aerobik Gram negatif
  8. Bakteri batang anaerobik Gram negatif
  9. Bakteri Gram negatif anaerobik
  10. Kokobasilus dan kokus Gram negatif
  11. Bakteri kokus anaerobik Gram negatif
  12. Baketri kemolitotrofik Gram negatif
  13. Bakteri penghasil metan (metanogenik)
  14. Baketri kokus Gram positif
  15. Bakteri batang dan kokus pembentuk endospora
  16. Bakteri batang Gram positif tak membentuk spora
  17. Aktinomisetes dan organisme yang sekerabat
  18. Riketsia
  19. Mikoplasma
Pada tulisan ini hanya akan dibahas salah satu genus dari kelompok bakteri luncur yaitu Cytophaga
Ciri Umum Bakteri Luncur (gliding bacteria)
            Kelompok ini ditandai dengan pergerakannya yaitu dengan cara meluncur, oleh sebab itu mereka dikenal atau dikelompokkan kedalam bakteri luncur (gliding bacteria). Gliding bakteria merupakan bakteri yang tidak memiliki flagel tetapi dapat bergerak di permukaan. Semua Gliding bakteria juga merupakan bakteri gram negatif. Bakteri tersebut bergerak dengan cara meluncur apabila berada dipermukaan yang keras. Cara bakteri tersebut bergerak ada beberapa yang memutar badannya sambil bergerak. Pergerakan meluncur ini lebih lama jika dibanding dengan pergerakan flagel. Dalam penelitian lebih lanjut golongan bakteri ini memiliki ciri-ciri umum sbb:
        Bentuk sel : batang, bola, atau filamen
        Termasuk bakteri gram negatif
        Motil, karena gerak luncur perlahan pada permukaan; tidak ada organela lokomotor
        Sel-sel dapat terbenam dalam lendir
        Beberapa membentuk tubuh buah
        Habitat ; tanah, bahan tumbuhan membusuk dan lingkungan akuatik
Kelompok bakteri yang menjadi anggota bakteri meluncur adalah:
1.      Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang. Contoh: Beggiatoa, Thiothrix, Leucothrix, Achromatium
2.      Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh: Vitreoscilla,Leucothrix, Saprospira
3.      Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga, Flexibacter,Myxobacteria
4.      Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
5.      Cyanobakteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria
Karakteristik Bakteri Cytophaga dan klasifkasinya
Bakteri cytophaga merupakan bakteri  luncur yang berbentuk panjang dengan ujung yang membulat atau meruncing. Bakteri ini dapat mencerna selulosa, kitin/agar,. Bakteri ini dapat mendegradasi selulosa dengan cara meluncur di permukaan material yang mengandung selulosa. Organisme ini menghasilkan membrane sel yang mengandung endoglucanase dan periplasmic exoglucanase yang berfungsi untuk mendegradasi selulosa. Walaupun bakteri ini dapat mencerna selulosa tetapi bakteri ini tidak dapat menghasilkan enzim selulase, enzim ini hanya melekat di sel amplop dan bersatu dengan lendir yang dikeluarkan selama pergerakan. Habitat bakteri ini ada di tanah dan air. Bakteri ini membentuk koloni berwarna kuning atau jingga.
gb. Bakteri Cytophaga sp
bakteri cytophaga memiliki klasifikasi:
Kingdom         : Eubacteria
Ordo                : Cytophagales
Famili              :  Cytophagaceae
Genus              : cytophaga
Spesies            : cytophaga spp

Isolasi bakteri Cytophaga dan dampaknya bagi kehidupan.
Bakteri Cytophaga dapat di temukan pada insang ikan. Sampel dari air atau insang ikan diambil dengan cara aseptic dan diencerken menggunakan 100 ml air destilasi steril. Kemudian diisolasi  pada skim milk medium dan CP medium. Isolasi dari plate dilakukan dengan mengambil bagian tepi dari koloni dan menempatkannya pada Plate and OrdalMedium yang mengandung 0.9 atau 1.5% agar. Coloni yang menyebar dari mediatersebut dapat terdeteksi dengan adanya  gliding motility (bergerak meluncur).
>>>>>> download file selengkapnya klik here